Pilu! Siswa Asal Madiun Harus Cuci Darah Rutin Akibat Gagal Ginjal

Pilu! Siswa Asal Madiun Harus Cuci Darah Rutin Akibat Gagal Ginjal

Kabar menyedihkan datang dari Madiun, Jawa Timur. Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernama Arya (14 tahun) harus menjalani cuci darah secara rutin akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Kondisi ini tentu saja mengganggu aktivitas belajar dan kualitas hidup Arya serta keluarganya. Saat ini, Arya dan keluarganya sangat membutuhkan dukungan moril dan materiil untuk menjalani pengobatan yang berkelanjutan.

Arya didiagnosis mengalami gagal ginjal stadium akhir beberapa bulan lalu setelah mengalami serangkaian gejala seperti mudah lelah, mual, dan pembengkakan pada tubuh. Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sogaten, Madiun, tempat Arya menjalani pemeriksaan, menyatakan bahwa fungsi ginjal Arya telah menurun drastis dan mengharuskan ia menjalani hemodialisis atau cuci darah setidaknya dua kali seminggu untuk mempertahankan hidupnya. (Data dari catatan medis RSUD Sogaten per tanggal 9 April 2025 menunjukkan adanya peningkatan kasus gagal ginjal kronis pada usia remaja di wilayah Madiun).

Kondisi gagal ginjal yang dialami Arya diduga kuat disebabkan oleh riwayat penyakit infeksi saluran kemih (ISK) yang seringkali diabaikan dan tidak diobati secara tuntas. Infeksi yang berulang dan tidak terkontrol dapat merusak fungsi ginjal secara bertahap hingga menyebabkan gagal ginjal. Pihak keluarga Arya mengaku tidak menyadari betapa serius dampak dari ISK yang pernah dialami Arya beberapa waktu lalu.

Saat ini, Arya harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani proses cuci darah yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Ayah Arya, Bapak Budi, seorang buruh tani, mengaku kesulitan untuk menanggung biaya pengobatan dan transportasi Arya ke rumah sakit secara rutin. Sementara itu, ibunda Arya, Ibu Siti, harus mendampingi putranya selama proses cuci darah dan tidak dapat bekerja.

Kisah pilu Arya ini telah mengetuk hati banyak pihak. Pihak sekolah SMP Negeri 5 Madiun, tempat Arya bersekolah, telah menggalang dana untuk membantu meringankan beban keluarga Arya. Selain itu, beberapa komunitas dan organisasi sosial di Madiun juga turut memberikan bantuan dan dukungan moril kepada Arya dan keluarganya. (Informasi dari koordinator penggalangan dana SMP Negeri 5 Madiun per tanggal 8 April 2025 menyebutkan adanya partisipasi aktif dari siswa, guru, dan alumni untuk membantu Arya).

Kondisi Arya ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal dan tidak menyepelekan gejala-gejala awal penyakit ginjal seperti sering buang air kecil di malam hari, perubahan warna urine, atau rasa sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan kesehatan secara rutin juga sangat penting untuk deteksi dini penyakit ginjal agar dapat ditangani sejak dini.

Bagi masyarakat yang tergerak hatinya untuk membantu meringankan beban Arya dan keluarganya, dapat menyalurkan bantuan melalui [tautan donasi fiktif] atau menghubungi pihak sekolah SMP Negeri 5 Madiun. Uluran tangan kita sangat berarti bagi kesembuhan dan kelanjutan hidup Arya.

Disclaimer: Artikel ini dibuat berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim redaksi per tanggal publikasi. Nama dan detail siswa dalam artikel ini adalah fiktif untuk tujuan ilustrasi. Informasi terkait donasi adalah fiktif dan tidak mengikat.

Comments are closed.